Saya Ingat Sejarah, Bukan Menyakiti!, Dzoel Sb Tegaskan Nilai Adat di Tengah Kasus DPRD Sinjai

SINJAI, Karebanasulsel.id- Kasus pembakaran mobil Toyota Fortuner milik kader Partai Demokrat Sinjai, Iskandar, kian menyeret nama besar di Kabupaten Sinjai. Fakta mengejutkan muncul setelah dua tersangka, yakni Kamrianto-oknum anggota DPRD Sinjai dari Fraksi PAN-dan rekannya, Sufriadi, dinyatakan positif menggunakan narkoba jenis sabu.

Hal itu dibenarkan oleh Kasat Narkoba Polres Sinjai, AKP Yusuf. “Kedua pelaku positif narkoba,” ujarnya, Rabu (5/11/2025). Tes urine dilakukan sehari sebelumnya dan hasilnya memperkuat dugaan keterlibatan keduanya dalam penyalahgunaan narkotika.

Keduanya kini mendekam di sel tahanan Polres Sinjai. Kasi Humas Polres Sinjai, Ipda Agus Santoso, menegaskan penyidik masih mendalami motif di balik pembakaran mobil tersebut. “Sudah tersangka, tapi masih diperiksa untuk mengetahui motifnya,” jelas Agus.

Kasus ini bermula dari kebakaran mobil Toyota Fortuner hitam bernomor polisi DD 227 UL milik Iskandar, Kamis (23/10/2025) dini hari, di halaman rumah korban di BTN Lappa Mas 3, Kecamatan Sinjai Utara. Mobil terbakar hebat setelah terdengar ledakan keras sekitar pukul 03.45 WITA.

Tak butuh waktu lama, dua pelaku berhasil diamankan. Publik pun gempar setelah salah satunya diketahui sebagai wakil rakyat aktif DPRD Sinjai.

Apresiasi dari PJI: Tegas, Profesional, dan Patut Dicontoh

Atas penanganan kasus ini, Dzoel SB, Humas Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI), menyampaikan apresiasi tinggi kepada jajaran Polres Sinjai.

“Atas nama pribadi sekaligus humas PJI, saya mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Polres Sinjai secara umum, Bapak Kapolres Sinjai, dan terkhusus kepada Bapak Kasat Reskrim Polres Sinjai atas penangkapan terhadap oknum anggota DPRD yang diduga melakukan pembakaran mobil. Apalagi setelah dikembangkan, ternyata positif narkoba,” ujar Dzoel, Kamis (6/11/2025).

Ia juga menghormati langkah penyidik yang mengembangkan laporan lain terkait dugaan perselingkuhan istri oknum anggota dewan tersebut dengan kerabat dekatnya sendiri.

“Ketika laporan itu tidak mampu dibuktikan, saya berharap agar diterapkan Pasal 220 KUHP tentang laporan palsu dan Pasal 378 KUHP tentang keterangan palsu. Namun jika terbukti, keduanya pun harus diamankan,” tegasnya.

Pesan Moral: Jangan Lupa Akar Budaya dan Amanah Rakyat

Dzoel SB juga menyampaikan pesan moral mendalam yang bersumber dari falsafah Bugis Makassar.
Ia menuturkan kembali pesan lama yang pernah diucapkan oleh kerabat Kamrianto sekitar tahun 2018 silam:

“Janganlah ada istilah maegana talpalang palangni, maegana batu maggalette, lalen dioloe makkale kalebbonni, maroppo’ni masoloninni lalen dioloe, enna naheddin diola, jadi eddi lalen baru.”

Menurut Dzoel, kalimat itu sangat sakral karena mencerminkan roh adat, tradisi, dan budaya Bugis di Butta Panrita Kitta, Sinjai.

“Ini pelajaran bagi kita semua, terutama bagi tokoh dan wakil rakyat. Jabatan adalah amanah rakyat dan amanah Tuhan. Suara rakyat adalah suara Tuhan. Jangan sombong karena jabatan—ingat, adat dan budaya adalah identitas kita,” ucapnya.

Ia juga menambahkan bahwa ucapan Joestar di kediaman Poeding—yang kini ramai diperbincangkan—“lalen dioloe masolonni, maroppo’ni”, menjadi simbol bahwa adat telah dilanggar dan nilai budaya mulai tergerus.

Kejadian itu, kata Dzoel, disaksikan langsung oleh orang tua Poeding yang kala itu masih menjabat Kepala Desa, di Dusun Bonto Kunyit, Desa Erabaru, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai.

Seruan untuk Waras dan Mengingat Sejarah

“Janganlah lupa adat dan budayamu yang dibingkai dalam Siri’ na Pacce. Kalau bukan sekarang kita jaga, kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi? Janganlah injak-injak tradisi dan budaya yang diwariskan leluhur kita,” pesannya.

Ia menegaskan bahwa pernyataan ini ditujukan khusus kepada tokoh Joestar dan Poeding, bukan untuk menyerang, melainkan mengingatkan.

“Saya hanyalah mengingatkan, bukan menyakiti. Karena saya mengingat sejarah, bukan melupakan sejarah,” tutur Dzoel.

Penutup: Permintaan Maaf dan Refleksi

Menutup pernyataannya, Dzoel SB menyampaikan permohonan maaf dengan penuh ketulusan.

“Saya atas nama pribadi dan keluarga memohon maaf apabila ada kata-kata saya yang menyinggung pihak manapun. Niat saya semata mengingatkan agar kita semua tetap waras, berpegang pada adat, dan menjaga amanah rakyat serta Tuhan.”

Redaksi : ABK

……….

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *